Jumat, 08 April 2011

TANDA BESAR KIAMAT: MATAHARI TERBIT DARI BARAT

Sebelum terbitnya matahari dari arah terbenamnya, didahului oleh 3 tanda-tanda besar yaitu munculnya dajal, turunnya Nabi Isa dan keluarnya ya’juj dan ma’juj. Tanda besar kiamat yang ke empat ini menyebabkan perubahan keadaan alam langit. Orang-orang mu’min masih dapat menyaksikan tanda yang ke empat ini.

Rasulullah bersabda,
“Apakah kamu tahu kemanakah matahari ini akan pergi? Sesungguhnya ia adalah berjalan sehingga ia sampai ke suatu tempat di bawah Arasy, maka ia segera bersujud, ia selalu dalam keadaan sujud sehingga dikatakan kepadanya: “Naiklah kamu dan kembalilah ke tempat datangmu”, maka ia pun terbit dari tempat terbitnya. Kemudian ia berjalan sehingga ia sampai ke suatu tempat di sujud sehingga dikatakan kepadanya: “Kembalilah kamu ketempat datangmu”, maka iapun terbit dari tempat terbitnya, kemudian ia terus berjalan dan tak seorang manusia pun yang mempertanyakannya sehingga ia sampai ke tempat asalnya di bawah Arasy, maka dikatakan kepadanya: “Naiklah dan terbitlah kamu dari tempat terbenammu”, maka iapun terbit dari tempat terbenamnya, apakah kamu tahu kapankah hal itu akan terjadi? Itu akan terjadi pada waktu tidak akan berguna iman seseorang yang belum pernah beriman sebelumnya atau belum pernah berbuat baik dengan imannya.”
(Riwayat Muslim dari Abu Dzar)

Semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, setiap hari matahari selalu terbit dari timur dan terbenam di barat. Ia selalu minta izin kepada Tuhannya untuk selalu melakukan hal itu dan ia selalu mendapat izin.
Sehingga apabila telah datang waktu yang dijanjikan oleh Allah, sewaktu ia meminta izin kepada Allah untuk terbit seperti biasanya maka kali ini ia tidak mendapat izin, kemudian dia minta izin lagi akan tetapi ia tetap tidak mendapat izin, selama tiga hari tidak kunjung terbit kemudian dikatakanlah kepada matahari: “Kembalilah kamu dari tempat datangmu”, maka ketika orang-orang belum bergerak (dari tidur) tiba-tiba matahari sudah terbit dari tempat terbenamnya (barat).

Pada hadis yang diriwayatkan oleh Al Hafizh Abu Bakar bin Mardawiyah dari ‘Abdullah bin Abu Aufa, berkata ia:
“Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia suatu malam yang sama lamanya dengan tiga malam kamu ini, apabila peristiwa itu terjadi maka ia akan diketahui oleh orang-orang yang sedang berbuat amal sunnat, dimana apabila salah seorang mereka membaca satu hizib (dari Al Qur’an) kemudian dia tidur, setelah bangun iapun membaca satu hizib lagi, kemudian ia tidur, dan ketika mereka melakukan itu, maka orang-orang saling berteriak: “Ada apakah ini?”, maka mereka pun lari berlindung ke masjid-masjid dan tiba-tiba mereka melihat matahari sudah terbit dari tempat terbenamnya, sehingga apabila ia telah sampai di tengah langit, iapun kembali.”

Al Hafizh Al Baihaqi dalam kitab “Al Ba’tsu Wa Annusyur” meriwayatkan suatu hadis dari Ibn Mas’ud tentang hal ini:
“Pada malam itu seorang laki-laki akan memanggil tetangganya: “Wahai saudara apakah yang telah terjadi terhadap kita pada malam ini? Aku telah tidur sampai puas dan akupun telah shalat sampai penat”, kemudian dikatakanlah kepadanya (matahari): “Terbitlah kamu dari tempat terbenammu” dan itulah hari yang tidak berguna iman seseorang yang tidak pernah beriman sebelumnya atau berbuat baik dalam imannya.”
(Fathul Baari, Kitaburriqaq, Juz 11, Bab Thulu’issyamsi Min Maghribiha. Dan lihat kitabul-Fitan Wal-Malahim, Zikru Thulu’issyamsi Min Maghribiha)

Rasulullah bersabda,
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah)

Matahari terbit dari arah terbenamnya hanya terjadi selama satu hari saja, dengannya tertutuplah pintu tobat, kemudian gerakan matahari akan kembali seperti sediakala terbit dari timur sampai berdirinya kiamat.

Dalam hadis Ibn ‘Abbas, oleh Ibn Mardawiyah termaktub:
“Maka Ubai bin Ka’ab berkata: “Maka bagaimana jadinya matahari dan manusia setelah itu?” Rasulullah menjawab: “Matahari akan tetap menyinarkan cahayanya dan akan terbit sebagaimana terbit sebelumnya, dan orang-orang akan menghadapi (tugas-tugas) dunia mereka, apabila kuda seorang laki-laki melahirkan anaknya, maka ia tidak akan dapat menunggang kuda tersebut sampai terjadinya kiamat.”
(Fathul Baari, Kitaburriqaq, Juz 11, Thulu’issyamsi Min Maghribiha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar