Seorang Darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin.
Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa
dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan
melihat perilakunya.
Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu
ditiup-tiupnya.
"Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang Darwis.
"Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin
menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian
meniup-niup sopnya.
"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya sang Darwis.
"Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin.
"Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu," ketus si Darwis,
"Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."
Ah, konsistensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar